Langsung ke konten utama

Mewarnai sesuka hati!

Belakangan ini, fenomena coloring for adult lagi rame banget. Saya nggak tau kapan persisnya, tapi saya mulai ngeh waktu ngeliat ada banyak buku coloring for adult di Gramedia. Akhirnya saya penasaran, nyoba cari-cari artikel yang ngebahas tentang hal ini. Sebelum saya baca artikelnya, saya memang pernah baca atau dengar (saya lupa baca atau lihat dimana), tentang terapi warna yang bisa mengurangi stres.

Coloring book yang ada di rak Best Seller-nya Gramedia
sumber gambar: google

Dikutip dari CNN, menurut Marygrace Berberian, Art Therapist bersertifikasi yang juga Asisten Klinis Profesor dan Kordinator Program untuk The Graduate Art Therapy Program di NYU, aktivitas coloring, atau mewarnai memiliki potensi terapis untuk mengurangi kecemasan dan menciptakan fokus, Seperti meditasi, mewarnai bisa mengalihkan otak kita dari pikiran-pikiran lain dan hanya fokus pada satu momen, sehingga membantu mengurangi kecemasan yang kita miliki.

Buat saya sendiri, awalnya sih cuma nyoba-nyoba aja karena kayanya seru juga tuh buat ngisi waktu luang. Karena modal nggak banyak, saya nggak beli bukunya karena rata-rata mahal, hehe. Mewarnainya pun, cuma pakai pensil warna yang memang sudah ada, jadi pilihan warnanya memang terbatas. Jadilah saya googling website yang menyediakan gambar-gambar yang bisa diwarnai. Kalau mau yang lebih gampang, tinggal ketik aja di google image "coloring for adult", akan muncul banyak gambar yang bisa diprint dan kita warnai sesuka hati.

Gambar atau pola "coloring for adult" tentunya berbeda dengan yang ada di buku mewarnai untuk anak-anak. Polanya lebih rumit, sehingga memang bisa membuat fokus kita hanya tertuju pada hal tersebut.

Dari sekian banyak pola, ada satu pola yang memang diyakini dapat mengurangi stres, yaitu pola Mandala. Pola lingkaran dengan desain yang abstrak dan kompleks. Pola ini digunakan oleh seorang Psikoanalis Swiss, Carl Jung, sebagai terapi stres untuk pasiennya. Menurutnya, a mandala is psychological expression of the totality of the self.

Beberapa contoh pola mandala yang ada di website favorit saya, www.coloring-pages-adults.com



Saya pribadi sih, belum nyobain mewarnai pola mandala ini, Selama ini, saya lebih tertarik ke objek-objek yang dekat di kehidupan sehari-hari, seperti rumah, bunga-bunga, kupu-kupu, dan burung hantu. Ada banyak pola yang tersedia di website tadi, tinggal pilih aja mau yang mana.

Dari pengalaman saya pribadi, saat mewarnai, fokus saya memang tertuju pada gambar, berusaha sebaik mungkin agar warnanya terlihat indah. Sejenak saya lupa tentang masalah-masalah yang ada, semacam urusan kerjaan dan lainnya. Saya juga bukan termasuk orang yang jiwa seninya tinggi, jadi ya mewarnainya biasa aja, nggak yang spektakuler atau bagus banget gimana gitu, walaupun pengennya gitu, hahah. Saya masih takut mengekspresikan warna-warna, sehingga terpaku di warna-warna yang sudah menjadi patokan, misal daun itu ya warnanya hijau, bunga warna merah atau pink. Padahal, mewarnai ini bebas, tidak terkait dengan aturan realitas, menurut saya. Kita tidak dituntut untuk mewarnai sesuai dengan realita atau kenyataan yang ada. Nah, saya masih sulit untuk merubah mindset itu, jadi ya tetep aja walaupun niatnya pengen warna daunnya biru atau merah, tetep aja warnya ya hijau, hahah.

There are some of the results of my coloring,,
Blooming Hearts

OWL
1001 Nights

Too many flowers :p








Komentar

Postingan populer dari blog ini

700 Days of Battle: Us vs The Police

This movie is absolutely worth to watch on my-absolutely-do-nothing-Saturday night! Ini film udah lama banget rilisnya, 2008, dan 2016 ini saya baru nonton. Kali ini saya melebarkan sayap ke film Jepang. Saya memang jarang nonton film Jepang, tapi menurut saya Jepang punya banyak film bagus yang layak ditonton. Apalagi kalau temanya persahabatan, Jepang memang paling bisa deh. Film ini bahkan masuk dalam daftar film komedi terbaik versi saya. So, awalnya saya cuma iseng nyari rekomendasi film Jepang yang bagus ditonton. Dari beberapa blog yang saya baca, di dalamnya pasti ada film ini sebagai film komedi Jepang yang wajib ditonton. So, jadilah saya selanjutnya ngubek2 gugel buat nyari file download nya.  Karena film ini film lama, saya yakin pasti udah banyak di website2 download film plus dengan subtitle yang sudah oke. Akhirnya saya download di  dramacool.com .  Awalnya jujur, saya agak ragu karena posternya nggak menarik buat saya....

Nonton Film

Kalau ditanya hobi, saya pasti jawab membaca. Tapi sebenarnya, saya nggak cuma suka baca, saya juga suka nonton. baik drama serial ataupun film. Hehe. Nonton sama baca novel itu mirip sih, buat saya. Dua media ini bisa banget buat saya terhibur dan belajar. Cuma bedanya, dari novel imajinasi saya melanglang buana, menghidupkan karakter-karakternya versi saya, bahkan terkadang saya lah tokoh utamanya. Tapi kalau di film, karakter-karakter itu sudah tersaji di depan mata tinggal dinikmatin dan dicerna dengan sebaik mungkin. Saya kalau milih film apa yang mau ditonton, disesuaikan dengan mood saya saat itu. Jadi kalau lagi moodnya pengen yang lucu-lucu ya nonton film komedi, kalau lagi pengen yang romantis ya nonton yang drama, kalao lagi melankolis ya  nonton yang sedih, gitu. Tapi maunya tuh, kalau komedi ya yang lucu banget. Kalau sedih ya yang bikin nangis sekalian, gitu, tapi kalau horor ya cukup seadanya aja nggak usah yang terlalu serem. Nggak kuat cyiiiin, haha. ...

Sweet Escape, Reunion! Part I

Gara-gara Miranda, saya jadi ingat lagi sama tulisan ini yang sudah terpendam di draft dari tahun 2016. Wow banget kan yaaa, udah 2k19 sekarang.. hahaha. But as always, better late than never.. kali ini mari menelusuri kembali rekam jejak saya dan Kertonegaran Squad di 2016 - yang kala itu masih (lumayan) jauh dari kepala tiga.. wkwkw *** Buat saya, merantau baik untuk menuntut ilmu atau bekerja di tempat yang jauh dari tempat asal kita, punya banyak nilai plus. Menjadi mandiri, survive beradaptasi di lingkungan baru, terbiasa bertemu banyak orang, adalah sebagian besar hal positif yang saya rasakan. Tetapi, ada minus yang berasa banget pas lagi pulang ke rumah. Nggak punya teman di daerah asal. hahahaha. Sedih tapi ironis gitu, temen sih ada, tapi ya sekedar titelnya temen SD atau TK aja. Ya, walaupun nggak bisa disalahin juga karena merantaunya ya, karena memang saya nggak menjalin komunikasi yang intens sejak dulu-dulunya (andai aja facebook dan sejenisnya ditemukan leb...